in

Apa Itu Impostor Syndrome? Kenali Tipe dan Cara Menghadapinya

Impostor Syndrome

Apa itu impostor syndrome? mungkin Anda saat ini cukup familiar dengan games yang sedang banyak dimainkan yakni Among Us. Dikatakan dengan kalimat dalam games seperti “there is impostor among us”. Apa sih sebenarnya impostor itu? Dalam psikologi dikenal dengan istilah impostor syndrome. Pernahkah Anda merasa apapun yang dilakukan tidak akan berbuah baik atau berhasil?

Jika Anda pernah merasakan bahwa rasa bahagia, kesuksesan dan mendapatkan apa yang seharusnya dari kerja keras selama ini tidak pantas diperoleh, maka kemungkinan Anda sudah mengalami impostor syndrome.

Harusnya jika Anda berada dalam fase ini mungkin harus bangga dengan semua pencapaian tersebut. Nyatanya, justru sebaliknya. Jika Anda sering mengalami hal ini, Anda harus mewaspadai kecenderungan dari impostor syndrome.

Dalam sebuah penelitian dikatakan bahwa 70% orang mengalami impostor syndrome pada titik tertentu di hidupnya. Impostor syndrome ini tidak mengenal gender dan posisi seseorang. Gangguan ini dapat memengaruhi segala aspek dalam hidup seseorang.

Lalu apa saja yang perlu Anda ketahui untuk mengenal lebih jauh lagi akan apa itu impostor syndrome?

Apa Itu Impostor Syndrome ?

"Penjelasan

Impostor syndrome atau sindrom penyemu adalah pemikiran bahwa Anda bisa meraih semuanya karena adanya faktor hoki, bukan karena kemampuan asli diri Anda. Gejala yang muncul seperti cemas, tidak percaya diri, merasa frustrasi dan memiliki kecenderungan untuk ingin selalu sempurna (perfectionist).

Kondisi psikologis ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 1978 oleh seorang psikolog yakni Pauline Rose Clance dan Suzanne Imes. Dalam penelitiannya mereka menemukan teori bahwa perempuan memiliki kecenderungan untuk mengalami impostor syndrome.

Tetapi tidak hanya pada perempuan saja, laki-laki juga memiliki peluang yang sama untuk mengalami sindrom penyemu ini. Seseorang dengan sindrom ini akan merasa was-was dan tidak tenang seperti dikejar sesuatu karena merasa apa yang sudah ia lakukan hasilnya tidak pantas untuk diterima.

Uniknya sindrom ini cukup banyak ditemukan pada masyarakat dengan gejala yang tidak disadari. Bahkan jika dibiarkan, sindrom ini akan menimbulkan gejala kecemasan dan yang lebih parah dapat menimbulkan depresi.

Bahkan sebenarnya orang-orang yang mengalami sindrom ini kebanyakan memang orang yang pintar, cerdas dan memiliki daya tahan lebih kuat dibanding orang lain.

Lalu mengapa seseorang dengan kelebihan tersebut mengalami sindrom ini?. Kembali lagi pada faktor eksternal seperti lingkungan dan pola asuhnya.

Baca Juga : Perilaku Asertif, Ekspresi Emosi Tanpa Merugikan Orang Lain

"Tipe

Jika Anda ingin mengenal impostor syndrome, hal ini tidak kalah penting untuk dipahami. Impostor syndrome memiliki tipenya masing-masing. Seperti Tipe Perfectionist di mana seseorang merasa tidak pernah puas karena yakin dapat berusaha lebih maksimal lagi.

Orang dengan tipe impostor ini berupaya agar selalu fokus, tetapi fokusnya hanya pada kekurangannya saja, tidak pada kelebihannya. Kedua ada The Superhero di mana seseorang akan bekerja terlampau keras karena dirinya merasa tidak kompeten di pekerjaannya.

Selanjutnya ada The Expert yakni seseorang yang selalu merasa ingin tahu akan segala hal di mana nantinya akan muncul rasa ketidakpuasan dari pengetahuan tersebut.

Ada pula The Natural Genius. Tipe ini memiliki kelebihan dalam menetapkan tujuan atau goals, namun seringkali terlalu tinggi dan membuat dirinya cemas ketika mengalami kegagalan pertama kali. Terakhir ada The Soloist yakni seseorang yang merasa nyaman untuk bekerja seorang diri karena mereka menganggap bahwa meminta pertolongan pada orang lain adalah sebuah bentuk dari kelemahan dan menunjukkan dirinya tidak kompeten.

Namun ternyata ada tipe tambahan yakni Supermen atau Superwomen. Tipe ini memaksa dirinya untuk bekerja lebih keras lagi daripada orang lain dengan tujuan bahwa mereka bukan impostor. Seseorang dengan tipe ini merasa membutuhkan semua aspek dalam hidup untuk meraih kesuksesan.

Misalnya dalam pekerjaan, sebagai orang tua, sebagai pasangan dan lainnya di mana mereka akan merasa stres jika tidak memenuhi tujuan tertentu.

Terkait tentang stress, coba pelajari juga:

Menghadapi Impostor Syndrome

"Menghadapi

Setelah Anda mengetahui penjelasan diatas, lalu apa yang bisa dilakukan agar dapat menghadapi sindrom ini dengan baik?.

Salah satu cara untuk menghadapi sindrom ini adalah dengan menyadari pemikiran-pemikiran yang muncul dan katakan pada diri sendiri seperti “Apakah pemikiran tersebut memberikan keuntungan atau justru memberatkan saya?”.

Cara ini diberikan dengan tujuan untuk mengajari seseorang agar dapat merelakan dan melatih diri lebih kritis atas pemikiran tersebut.

Anda juga bisa belajar untuk sharing dengan orang yang dipercayai dan menceritakan apa yang sedang dirasakan. Bisa kepada teman, sahabat, pasangan, keluarga ataupun dengan melakukan konseling ke psikolog.

Selain itu Anda juga dapat belajar untuk lebih mempercayai kemampuan diri sendiri atas pencapaian yang telah diraih. Anda pastinya memiliki kelebihan lain yang mungkin orang lain tidak miliki. Kelebihan tersebut dapat Anda gunakan untuk memerangi sindrom penyemu ini.

Belajar menerima diri sendiri juga menjadi salah satu cara untuk menghadapi impostor syndrome. Karena seseorang yang mengalami sindrom ini cenderung tidak dapat menerima dirinya sendiri. Anda bisa meyakinkan diri bahwa Anda memiliki kemampuan yang baik dan pantas mendapatkan hasil yang baik pula.

Dalam konteks pekerjaan, Anda bisa membuat daftar tujuan karir untuk menghadapi impostor syndrome ini. Mengacu pada hasil yang Anda terima terakhir kali, Anda bisa menetapkan cara untuk mencapai tujuan tersebut. Kemudian lihat kembali daftar yang sudah ditulis ketika Anda mulai merasakan lagi gejala satu ini.

Semua orang pasti pernah merasakan keraguan dalam hidupnya. Hal ini normal dan Anda tidak sendirian ketika memasuki fase tersebut. Hampir semua orang pernah mengalami fase ini. Tetapi yang terpenting adalah bagaimana Anda mengendalikan diri ketika berada di fase ini. Jika Anda sendiri sudah paham tentang impostor syndrome, rasanya akan lebih mudah untuk menghadapinya

Written by Rima Mustika

Adult clinical psychologist at Golife.id, art enthusiast. A traditional dancer who can't live without coffee.