in , ,

Apa Penyebab Saya Tidak Bahagia? Ini Jawabannya

Kenapa Saya Tidak Bahagia?
Kenapa Saya Tidak Bahagia?

Apa yang menjadi penyebab seseorang tidak bahagia? Kenapa saya tidak bahagia?

Kebahagiaan semakin menurun sedikit demi sedikit seiring bertambahnya usia. Semakin dewasanya usia, pikiran kita pun ikut berubah dan tidak sesederhana sewaktu pertama kali duduk di bangku sekolah.

Dahulu bahagia itu sederhana, hanya dengan menggunakan seragam merah putih yang masih bau pabrik garmen dan sepatu sekolah pilihan ayah-ibu, kita diantarkan ke sekolah dengan hati yang amat gembira.

Disanalah pertama kalinya kita mengenal teman-teman baru dan belajar banyak hal baru. Betapa indahnya masa-masa itu.

Namun benar saja, hal-hal baru memang selalu membuat kita merasa bahagia. Maka bisa diartikan, saat ketidakbahagiaan seperti mengikuti setiap langkah kita, itu disebabkan oleh kemalasan kita yang tidak mau membuat gebrakan baru!

Kebiasaan kita sehari-hari yang terus diulang-ulangi, terkadang bisa mengurangi kapasitas kebahagiaan. Tapi kabar baiknya, kita sudah memiliki data tentang penyebab seseorang tidak bahagia!

1. Menganggap Hidup Ini Tidak Adil

Meyakini Bahwa Hidup Itu Tidak Adil
Meyakini Bahwa Hidup Itu Tidak Adil

Orang yang tidak bahagia cenderung menganggap hidup ini tidak adil!

Tentu saja, kita pasti pernah menganggap orang lain begitu jahat, curang, zalim dan sebagainya, dan saat itu kita merasa sebagai korban ketidakadilan dalam hidup.

Ironisnya, kita selalu merasa bahwa kemalangan, kegagalan dan segala hal buruk yang terjadi dalam hidup saat ini bukanlah kesalahan kita, melainkan kesalahan orang lain, takdir dan segala macam.

Padahal fakta yang diungkap oleh para ahli sudah membuktikan, bahwa apa yang terjadi pada kita hari ini disebabkan oleh apa yang kita lakukan kemarin.

Sulit untuk mengoreksi kesalahan sendiri, terkadang kita terlalu egois untuk menerima kekurangan diri sendiri. Dan yang semakin menambah ketidakbahagiaan lagi, hal itu justeru menutup ruang untuk mengubah diri sendiri menjadi lebih baik.

Dan pada akhirnya, kita tidak pernah bertambah bijak, kita tidak berkembang sedikit pun, hanya karena satu hal- menganggap diri tidak bersalah.

Untuk mengubah kebiasaan ini, kita perlu membuat jadwal rutin setiap 30 menit sebelum tidur.

Lalu menganalisa apa yang sudah kita perbuat hari ini, mengingat kesalahan-kesalahan yang kita lakukan hari ini, baik dalam pertemanan, keluarga, pekerjan dan lainnya. Lalu mengakuinya dan memaafkan diri sendiri dengan harapan esok bisa lebih baik.

Baca Juga : Tuhan, Aku Sudah Menjadi Orang Baik. Kenapa Kehidupanku Tidak Berubah?

2. Dendam dan Dengki Membuat Kita Tidak Bahagia

Menjadi Pendendam
Menjadi Pendendam

Orang-orang yang memiliki penyakit hati, ketika melihat seorang temannya berhasil, dalam hatinya akan berkata “Harusnya saya!” Perasaan iri dan dengki menjadi penghalang kebahagiaan kita ditengah-tengah perayaan orang lain yang sedang berbahagia.

Lalu contoh sempurna dari dendam yang menyebabkan hidup tidak bahagia, katakanlah ada seorang anak brokenhome, orang tuanya bercerai karena ayahnya selingkuh. Dengan alasan itu akhirnya sang anak dendam kepada sang ayah yang menyakiti hati ibunya.

Sepanjang umurnya anak itu terus menyimpan dendam. Namun satu hal yang tidak disadari, ketika ia memilih untuk tidak memaafkan ayahnya, ia justeru semakin menyakiti hatinya sendiri sebab rasa dendam hanya semakin merusak hubungan mereka.

Dan lebih parah lagi, iri dan dengki membuat kita fokus pada orang lain sebagai musuh. Hal ini membuat kebahagiaan kita dibatasi oleh apa yang dialami orang lain, semisal jika orang lain menderita maka kita bahagia.

Cara mengatasi perasaan seperti ini, kita perlu menyadari bahwa semua orang mempunyai masa lalu yang tidak mungkin bisa diubah, dan tentunya semua orang pernah melakukan kesalahan.

Kita hanya perlu memisahkan kesalahan seseorang di masa lalu dengan kenyataan yang ada sekarang. Jangan menutup kemungkinan bahwa seseorang selamanya bersalah, sebab pasti ada waktu dimana ia akan berubah.

Ikhlaskan semua yang terjadi. Dengan berani memaafkan diri sendiri dan orang lain, hati kita akan menjadi lebih tenang dan bahagia.

3. Menjalani Kehidupan yang Biasa-biasa Saja

Menjalani Kehidupan Biasa-Biasa Aja
Menjalani Kehidupan Biasa-Biasa Aja Via Caping.co.id

Semua orang pasti ingin hidup yang lebih baik dari sebelumnya. Semua orang ingin dapatkan sesuatu yang berharga, sesuatu yang luar biasa dan layak untuk dibanggakan.

Tapi sayangnya, tidak semua orang mau berusaha.

Kita menjalani kehidupan yang selalu biasa-biasa saja, karena kita tidak mengubah kebiasaan, juga tidak mengubah cara mencapai tujuan.

Ingat, kesamaan akan menarik kesamaan. Jika kita melakukan hal yang sama, maka kita juga akan mendapatkan hasil yang sama.

Jika kita inginkan kebahagiaan yang lebih besar, maka kita juga harus siap menanggung resiko yang lebih besar. Tapi hidup dengan jalan yang datar, tentunya tidak akan membawa dampak apa-apa.

Jangan terus bermain aman. Keluarlah dari zona nyaman dan lakukan suatu hal besar. Kebahagiaan bukanlah tentang menghindar dari segala kepahitan hidup.

Kebahagiaan sebenarnya juga bukan sekedar bebas dari rasa sakit, kecewa dan air mata. Jika kita tidak mengusahakan apa-apa yang berharga, maka wajar saja tidak ada air mata. Tapi sayangnya hidup dengan cari itu akan lebih sulit untuk bahagia.

Kebahagiaan yang paling memuaskan adalah saat kita berhasil melakukan pencapaian hebat!

Baca Juga : 6 Cara Menemukan Impian dan Tujuan Hidup yang Diinginkan

4. Mencoba Menjadi Orang Lain

Mencoba Menjadi Orang Lain
Mencoba Menjadi Orang Lain

Kenapa kita mencoba menjadi orang lain? Salah satunya mungkin karena kita terlalu sering membanding-bandingkan hidup kita dengan hidup orang lain.

Saat kita melihat orang lain hebat dalam suatu bidang, wajar saja merasa kagum tapi bukan berarti kita harus menjadi orang lain. Ada suatu perbedaan antara termotivasi dengan terbawa arus.

Motivasi itu datang jika kita sudah mengetahui kisah orang tersebut dari awal sampai akhir. Sementara terbawa arus itu artinya kita hanya melihat kesuksesan seseorang saja.

Melihat seseorang yang sudah berhasil dengan kondisi kita saat ini, tentunya membuat kita fokus pada apa yang tidak kita miliki, tapi kita lupa memikirkan apa yang tidak kita lakukan.

Cobalah, lihat diri masing-masing. Kita sudah melakukan apa? Kita sudah berusaha sampai mana? Jika membandingkan diri kita yang sekarang dengan diri kita yang dulu, seperti apa perubahannya?

Kita semua tentu termotivasi dari orang lain tapi jangan pernah menjadi orang lain. Lihatlah cermin dan ketahui dirimu siapa.

5. Selalu Berpikir Negatif

Berpikir Negatif
Berpikir Negatif

Secara umum, baik pria maupun wanita, ketidakbahagiaan seringkali datang dari perasaan pesimis. Terlalu khawatir pada kekurangan, membuat kita fokus pada pikiran negatif.

Alih-alih mencari titik terang, kita dikhawatirkan oleh sesuatu yang buruk yang akan terjadi. Bahkan di kondisi yang sedang stabil, tidak ada masalah, tenang dan sebagainya, orang-orang yang negatif kesulitan untuk merasa bahagia.

Jadi ini adalah tentang bagaimana keterampilan kita dalam mengelola emosi.

Ironisnya, banyak orang pintar dalam ilmu pengetahuan lewat buku-buku dan sebagainya, tapi pengetahuan yang ia miliki tidak memengaruhi cara berpikirnya.

Jika kita dapat menyadari pikiran liar didalam diri masing-masing, maka kita akan bisa mengubahnya sesegera mungkin sebelum pikiran itu dibalut emosi dan membentuk sirkuit didalam pikiran.

Teorinya sederhana, kesamaan akan menarik kesamaan. Artinya, pikiran negatif akan menarik emosi negatif yang bisa menghalangi kebahagiaan kita.

Baca Juga : 7 Mindset Negatif Yang Harus Kamu Hilangkan Dalam Hidup

6. Mengharapkan Kesempurnaan Disetiap Kondisi

Berharap Kesempurnaan
Berharap Kesempurnaan

Akan selalu ada cacat pada sesuatu yang kita kerjakan. Tak selalu yang kita miliki itu sempurna karena semua orang pasti pernah melakukan kesalahan.

Kita bukanlah selebritis yang selalu dituntut harus tampil sempurna untuk menghibur orang-orang. Dan akan selalu ada kondisi dimana kita merasa lelah, sedih dan takut.

Tapi semua itu bukanlah tanda bahwa kita lemah, justeru itu menandakan bahwa kita manusia sempurna. Malah jika kita tidak pernah merasakan sedih, perlu dipertanyakan kita ini manusia atau apa?

Berjuang untuk terlihat sempurna sepanjang waktu malah akan menimbulkan kepalsuan, drama dan ketidakbahagiaan.

Saat kamu bersedih dan hal itu benar-benar memang menyedihkan, lalu kamu butuh sandaran untuk mengeluh atau sekedar bercerita untuk pelepasan emosi, tentu tak ada salahnya. Hanya saja. carilah teman yang positif.

Hatimu bukanlah batu karang yang tak goyah dihempas lautan. Jadi rayakanlah kesedihan itu dengan menangis. Teteskan saja air mata itu. Setelahnya kamu akan merasa lega dan lebih kuat menghadapi dunia.

Jadilah jujur dan apa adanya, karena orang-orang yang sering menyembunyikan kelemahannya cenderung lebih sulit untuk bahagia.

8. Dikelilingi Orang-orang Toxic

Lingkungan Penuh Toxic
Lingkungan Penuh Toxic

Jika kamu sedang mengalami masalah, bukanlah pilihan yang tepat untuk bertemu dengan orang pesimis dan meminta pendapatnya. Sebab mereka tidak akan memberimu jalan keluar dan justru malah membuatmu jatuh semakin dalam.

Kehidupan kita, tentunya tidaklah terpisah dari pengaruh orang-orang sekitar. Dan kebahagiaan kita pun, tentunya tergantung oleh teman-teman yang kita pilih.

Jika kamu merasa sulit untuk bahagia, maka coba perhatikan lingkungan, pertemanan, keluarga atau pasanganmu. Sebab orang-orang terdekat kita memengaruhi kebiasaan sehari-hari.

Memengaruhi apa yang kita kerjakan dan juga memengaruhi sudut pandang kita terhadap kehidupan.

Untuk menghindari para penghalang kebahagiaan ini, maka tinggalkanlah dari lingkungan baru yang lebih positif. Semisal, jika lingkungan tempat kamu kerja dipenuhi orang-orang yang toxic, maka keluarlah dan cari pekerjaan baru.

Jangan khawatir. Saat kita meninggalkan yang buruk, maka kebaikan akan datang. Saat kita meninggalkan teman yang toxic, maka kita akan bertemu dengan teman yang positif.

Baca Juga : Agar Tetap Semangat Menjalani Hidup, Jaga Hubunganmu dengan Orang Seperti Ini

9. Terjebak Memikirkan Masa Lalu dan Masa Depan

Terjebak Dengan Masa Lalu dan Masa Depan
Terjebak Dengan Masa Lalu dan Masa Depan

Adakah masa lalu yang buruk sehingga masih teringat jelas dipikiranmu saat ini?

Adakah impian di masa depan yang membuatmu begitu berambisi?

Jika iya, maka kita sama. Tentunya semua orang punya masa lalu yang buruk, jangan merasa kamu sendirian mengalami itu. Dan tentu saja semua orang ingin kehidupan yang lebih baik dalam hidup kedepannya, kamu sedang tidak sendirian memikirkan itu.

Masalahnya, jika kita terus menerus dan menghabiskan banyak waktu memikirkan masa lalu atau masa depan, maka bisa jadi kita melupakan apa yang ada saat ini.

Jangan bilang kamu tidak memiliki apa-apa, sebab saat ini kamu memiliki waktu! Ingat tidak ada yang lebih mahal daripada waktu.

Lakukan teknik mindfulness dan nikmati momen-momen yang ada kini. Kita bisa hidup bahagia tanpa terjebak dalam pikiran masa lalu dan masa depan.

Baca Juga : 5 Tanda Bahwa Kamu Termasuk Wanita yang Hidup Bahagia

Akhir kata, 

Jangan merasa bahwa dirimu yang terburuk di dunia ini. Semua orang memiliki sisi gelapnya masing-masing dan mulai sekarang saatnya kita melatih diri untuk mengubah gaya hidup yang negatif.

Kembangkan terus pengetahuan dan asah terus keterampilan yang kita miliki karena ini adalah proses seumur hidup. Pelan-pelan, tinggalkan hal-hal buruk, satu-persatu, akan datang yang lebih baik!

Demikianlah artikel tentang penyebab seseorang tidak bahagia. Semoga bermanfaat!

Written by Ilham Damanik

Penikmat dan pemerhati