in ,

8 Fakta Cinta Dalam Psikologi yang Harus Diketahui Semua Orang

Fakta tentang cinta dalam psikologi itu sebenarnya gimana sih? Selama ini kita hanya tahu bahwa cinta dapat terjadi antara satu orang ke orang lainnya baik lawan jenis maupun cinta terhadap keluarga.

Tanpa adanya cinta tentu kita sebagai manusia sudah tidak akur satu sama lain dalam kehidupan. Memiliki rasa cinta juga mungkin bisa dikatakan sebagai bentuk dari kasih sayang antara diri kepada orang lain.

Cinta dalam hubungan dengan lawan jenis umumnya berujung pada menjadi pasangan yang saling melengkapi satu sama lain.

Perasaan jatuh pada cinta seseorang juga masih memiliki seluk beluk yang belum bisa dipahami hingga sekarang.

Mengapa kamu bisa mencintai orang tersebut dengan begitu hangat dan dalam?

Tentunya di dalam psikologi terdapat fakta menarik mengenai cinta yang perlu diketahui. Berikut adalah fakta psikologi tentang jatuh cinta.

Cinta Bukanlah Hasrat dan Nafsu

Cinta Bukanlah Hasrat dan Nafsu
Cinta Bukanlah Hasrat dan Nafsu

Fakta psikologi tentang cinta yang pertama adalah kamu harus mampu membedakan antara cinta, hasrat dan nafsu.

Tidak dipungkiri bahwa fisik menjadi salah satu faktor seseorang tertarik untuk menunjukkan cintanya padamu. Meski fisik menjadi faktor pemicunya, namun cinta, hasrat dan nafsu adalah hal yang berbeda.

Dari segi neuropsikologi perbedaan hasrat nafsu dan cinta bisa dilihat dari areanya.

Hasrat dan nafsu terdapat pada area motivasi dan reward dalam otak. Sedangkan cinta berada dalam area yang memiliki hubungan dengan kepedulian dan empati.

Meski sulit untuk membedakan saraf antara cinta, hasrat dan nafsu karena saling tumpang tindih namun jika seseorang memiliki kecerdasan emosi yang baik dan pengendalian diri maka ia akan mampu untuk memilah tindakan berdasarkan perbedaan antara cinta, hasrat dan nafsu tersebut.

Cinta Adalah Buah Dari Pemikiran Jangka Panjang

Cinta Adalah Buah Pemikiran Panjang
Cinta Adalah Buah Pemikiran Panjang

Meski nampaknya terlihat klise, namun cinta yang sedang dialami oleh seeorang saat ini dapat dipersepsikan sebagai keadaan dari penyatuan perasaan antar dua individu.

Di mana individu-individu ini merasakan detak jantung yang sama sebagai penyatuannya.

Individu yang sedang jatuh cinta memiliki cerminan ekspresi dari wajah, gerakan tubuh dan ritme fisik dari pasangannya.

Pernahkah kamu mendengar atau membaca pasangan yang menjalin cinta memiliki kemiripan?

Perlu diketahui bahwa kemiripan ini merupakan efek dari cerminan perilaku yang disebutkan sebelumnya. Karena individu tersebut sedang dalam proses penyatuan perasaan sehingga otak akan memproses frekuensi yang sama pula.

Cinta juga merupakan pemikiran jangka panjang dalam keadaan mental dan emosi yang langgeng.

Di mana individu tersebut akan memiliki empati dan simpati untuk peduli terhadap kebahagiaan pasangannya.

Mereka merasa termotivasi satu sama lain untuk meringankan penderitaan yang sedang dirasakan. Fakta cinta dalam psikologi yang satu ini cukup menarik bukan.

Dibutuhkan Kerja Keras Bersama Dalam Membangun Cinta

Dibutuhkan Kerja Keras Dalam Membangun Cinta
Dibutuhkan Kerja Keras Dalam Membangun Cinta

Cinta itu seperti rumah yang harus dibangun bersama dan dijaga keutuhannya. Seperti kelengkapan keluarga yang dapat menghangatkan diri individu di dalamnya.

Untuk itu, membangun cinta membutuhkan kerja keras agar rasa cinta dapat abadi. Inilah mengapa cinta memiliki hubungan dengan pemikiran jangka panjang.

Pasangan yang menyatu dalam cinta akan memunculkan pola perilaku seperti berpikir positif kepada pasangannya ketika sedang tidak bersama, saling mendukung situasi perkembangan pasangannya, mengusahakan berbagi pengalaman sehingga dapat saling belajar dan berkembang ke arah yang lebih baik.

Fakta cinta dalam psikologi adalah untuk membangun cinta dengan kerja keras seumur hidup dan wajib menjaganya.

Maka hindari untuk merobohkan bangunan cinta pasangan lain yang telah bekerja keras di dalamnya meski kamu memiliki cinta untuk salah satunya.

Tentu kamu juga tidak mau hal itu terjadi padamu bukan.

Dapat Meningkatkan Kemampuan Mencintai

Meningkatkan Kemampuan Mencintai
Meningkatkan Kemampuan Mencintai

Jika pasangan yang menyatu dalam cinta sudah membangunnya dengan kerja keras secara rutin, mereka dapat mengembangkan pikiran untuk lebih positif dan berempati.

Kemampuan otak individu dalam hal cinta, empati dan perasaan positif dapat terus dikembangkan apalagi berpasangan.

Kamu dan pasangan akan dapat berkembang ke arah yang lebih baik dan meningkatkan kemampuan untuk saling mencintai satu sama lain.

Tentu rasanya bahagia bukan bisa saling mencintai dengan baik.

Cinta Itu Menguatkan

Cinta Itu Menguatkan
Cinta Itu Menguatkan

Fakta psikologi tentang cinta yang tak kalah penting adalah sebagai penguat diri.

Penguatan diri dipengaruhi secara reciprocal terhadap pasangan dan akan terjadi satu sama lain. Saling menguatkan diri dengan pasangan dapat menjadi motivasi tersendiri untuk memberikan dorongan individu dalam melakukan sesuatu.

Misalnya dalam bekerja, kamu akan lebih bersemangat sehingga pekerjaan yang sedang dilakukan akan cenderung lebih sukses.

Cinta Adalah Hal Yang Dilakukan Tanpa Syarat

Cinta itu Tanpa Syarat
Cinta itu Tanpa Syarat

Jika hal lain seperti rasa nyaman dan kepercayaan adalah bentuk prasyarat dari cinta, cinta sendiri adalah hal yang dilakukan tanpa syarat.

Fakta psikologi tentang cinta ada pada bagian faal dapat dijelaskan dengan adanya pengiriman sinyal ke amygdala di bagian prefrontal cortex untuk dapat mematikan respon fight or flight.

Hal ini dapat memengaruhi terhubungnya empati dan cinta.

Namun jika seseorang memiliki pengalaman masa lalu yang pahit seperti adanya pengabaian, penyiksaan dan pengalaman mengancam lainnya akan lebih sulit untuk mematikan respon tersebut.

Hal ini akan membuat cinta memerlukan lebih banyak waktu untuk mengirimkan sinyal dari prefrontal cortex ke amygdala.

Beberapa individu bahkan memerlukan treatment untuk membantunya menerima kepedulian dan kepercayaan dari orang lain.

Cinta Dapat Menular

Cinta Dapat Menular
Cinta Dapat Menular

Tidak hanya penyakit saja yang dapat menular.

Fakta psikologi tentang cinta menyebutkan bahwa, cinta pun dapat menular. Adanya ekspresi dari orang lain berupa kepedulian, kasih sayang dan empati dapat memengaruhi perasaan orang lain yang merasakannya.

Rasa cinta, kebahagiaan dan hal positif lainnya yang diekspresikan akan membantu memberikan pengaruh baik bagi orang lain.

Sehingga orang tersebut akan melakukan hal yang sama seperti yang ia dapatkan dari orang lain yakni cinta.

Jatuh Cinta Hanya Perlu Waktu Sebentar Saja

Jatuh Cinta Hanya Butuh Waktu Sebentar
Jatuh Cinta Hanya Butuh Waktu Sebentar

Mungkin ini adalah fakta cinta dalam psikologi dengan tagline cinta datang tiba-tiba. Hal ini berhubungan dengan waktu yang dibutuhkan seseorang untuk dapat jatuh cinta.

Area saraf otak yang terlibat pada saat proses jatuh cinta berlangsung hanya terjadi sekitar seperlima detik saja.

Dari segi neuropsikologi, jika kita sedang memikirkan seseorang yang dicintai, maka tubuh akan melepaskan hormon ke neurotransmitter untuk disebarkan ke seluruh bagian otak.

Hormon tersebut antara lain adalah oksitosin, dopamine, vasopressin dan adrenalin.

Bahkan ada kecenderungan seseorang untuk jatuh cinta hanya dengan bertatapan mata saja.

Hal ini karena adanya produksi zat kimia yang disebut dengan phenylethylamine meski proses bertatapannya sendiri belum diketahui gimana caranya dan ada faktor apa dibaliknya.

Baca Juga :

Akhir kata, cukup menarik ya fakta psikologi tentang cinta ini. Apalagi jika kamu memiliki rasa cinta yang tumbuh dan terus dipupuk serta dijaga bersama dengan pasangan. Maka kamu akan mendapatkan hubungan cinta yang sejati. Semoga bermanfaat!

Written by Rima Mustika

Adult clinical psychologist at Golife.id, art enthusiast. A traditional dancer who can't live without coffee.