in , ,

5 Fakta Psikologis Orang yang Berpikir Dewasa Dalam Segala Hal

Mungkin kamu pernah bertemu dengan remaja yang bersikap dewasa sebelum waktunya dan mungkin kamu juga pernah bertemu seorang lelaki tua atau wanita paruh baya yang bertingkah seperti anak-anak.

Jadi, sekarang kita tahu bahwa usia hanya menumbuhkan raga, bukan jiwa. Sementara inti dari kedewasaan itu adalah tentang psikologis, bukan fisik. Artinya, tentang bagaimana proses pertumbuhan yang ada di dalam jiwa; pikiran dan perasaan.

Seseorang yang jiwanya bertumbuh menjadi dewasa bisa mengontrol pikiran dan perasaannya, sehingga ia tidak sembarangan dalam mengambil suatu keputusan atau tindakan.

Lalu, apa saja ciri-ciri orang yang dewasa menurut psikologi? Simak penjelasan berikut!

1. Sikap

Sikap
Sikap

Setiap orang, anak-anak mau pun yang sudah tua pasti memiliki perasaan. Nah, jika suatu perasaan sudah begitu mendalam maka ia disebut emosi. Kita tentunya tahu pasti bahwa emosi adalah salah satu aspek yang mempengaruhi cara kita dalam bersikap.

Sekadar memperjelas, sikap adalah penggabungan antara emosi, pikiran dan tindakan seseorang. Nah, jika ada sesuatu yang membuat hati merasakan sedih, marah atau senang begitu dalam, orang yang belum dewasa hanya akan mengikuti emosinya saja tanpa berpikir rasional.

Misal, saat hatimu sedih, kamu menunjukkan wajah cemberut di depan orang-orang dan saat hatimu senang, kamu terus tersenyum dihadapan orang lain. Tentunya sikap yang seperti ini terbilang labil bukan?

Sebab orang yang dewasa itu tentang kestabilan, orang yang dewasa selalu menyadari alasan dari setiap sikap yang ia tunjukkan kepada orang lain, sehingga bisa mengatur dirinya sendiri untuk menunjukkan sikap yang bagaimana tergantung situasi dan kondisinya.

2. Berpikir Rasional

Berpikir Rasional
Berpikir Rasional

Semakin dewasa seseorang, semakin ia lambat dalam melangkah. Lambat dalam hal ini bukan berarti bodoh, lemah atau takut. Justru lambat berarti ia sengaja memperlambat karena sadar bahwa dirinya pernah bertindak bodoh sehingga tidak ingin menjadi orang yang bodoh lagi.

Lambat juga berarti ia membutuhkan waktu lebih lama untuk menganalisa segala sesuatu secara detail, menghubungkan pengalaman demi pengalaman yang telah dilalui sebagai pola yang tentu berpengaruh dengan keputusannya dalam melangkah ke depan.

Sementara dalam pengertian yang sesungguhnya, berpikir rasional berarti mempertimbangkan secara logis dan nalar. Mungkin kita sudah terlatih menggunakan proses berpikir yang seperti ini, contohnya, saat kita memutuskan untuk mendaftar di Smp atau Sma mana.

Selanjutnya tinggal meningkatkannya saja, yaitu dengan membiasakan diri untuk berpikir rasional sebelum melakukan apapun, bahkan hal-hal kecil seperti makan, minum, nongkrong bersama teman-teman, atau bahkan saat kita ingin menambah postingan di media sosial.

Seseorang yang dewasa secara mental melakukan segala sesuatu dengan berpikir rasional, entah itu sesuatu yang besar atau kecil, memang seharusnya kita pikirkan sebab-akibatnya terlebih dahulu, kan?

3. Bertanggung Jawab

Tanggungjawab
Tanggungjawab

Orang yang dewasa adalah orang yang bertanggung jawab, entah itu dalam pekerjaan, hubungan dan juga dalam segala hal yang ia lakukan. Tanggung jawab memang sudah seharusnya kita miliki bukan?

Sebab tanggung jawab bukan hanya baik bagi diri sendiri, tetapi juga baik untuk orang lain. Semakin bertambahnya usia kita, maka semakin banyak tuntutan yang perlu kita penuhi dari sosial, seperti keluarga, teman sebaya bahkan masyarakat luas. Bukankah begitu?

Jika kita tidak memiliki jiwa tanggung jawab, bisa jadi kita akan merugikan diri sendiri dan orang lain. Hal seperti ini tidak mungkin di miliki orang yang berpikir dewasa. Karena, semakin dewasa seseorang semakin ia mengurangi perilaku kompulsif/ impulsif.

Perilaku kompulsif maupun impulsif, keduanya sama-sama sering membuat kita ingin lari dari tanggung jawab. Contohnya, kita berkata-kata kasar kepada orang lain, lalu setelahnya menyesal namun tidak bertanggung jawab atas kesalahan itu.

Namun orang yang sudah dewasa secara mental sekalipun, terkadang juga bisa terjebak dalam perilaku kompulsif atau impulsif. Hanya saja, orang yang dewasa berpikir akan segera meminta maaf atau bertanggung jawab atas kesalahannya dan berusaha memperbaiki diri.

Baca Juga : Personal Boundaries, Terapkan Untuk Hidup Lebih Bahagia

4. Bisa Menjaga Keharmonisan Dalam Hubungan

Mampu Membangun Keharmonisan
Mampu Membangun Keharmonisan

Kedewasaan seseorang juga dapat diukur dari bagaimana ia menjaga keharmonisan dalam hubungan dan biasanya orang yang tidak berpikir dewasa seringkali menjadi toxic dalam hubungan.

Keharmonisan di dalam hubungan berarti kesiapan menjadi setara dengan pasangan. Dengan kata lain, kita siap untuk memberi atau menerima, siap untuk meminta maaf atau memaafkan, siap untuk memotivasi atau dimotivasi dan lainnya.

Kedewasaan kita tentu saja berpengaruh pada hubungan, ke arah manakah hubungan ini akan berjalan, ke arah yang semakin baik atau semakin buruk? Semua itu tentu saja kembali pada cara berpikir kita yang sudah dewasa atau masih kekanak-kanakan.

Maka jika kamu ingin mengukur kedewasaan dirimu sendiri, cobalah bercermin pada hubunganmu dengan orang lain, seperti keluarga, pasangan atau teman sebaya. Jika hubunganmu dengan orang lain tidak cukup baik, maka bisa dikatakan kamu belum cukup dewasa.

Tetapi, jangan merasa insecure jika kamu merasa belum cukup dewasa, sebab kita semua sedang berproses dan akan terus mekar. Tetaplah percaya diri dan fokus pada pengembangan diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya.

Baca Juga : 5 Tanda Bahwa Kamu Masih Kekanak-kanakan dalam Hubungan

5. Berpikiran Terbuka

Berpikiran Terbuka
Berpikiran Terbuka

Semakin dewasa seseorang, semakin ia sadar bahwa hal yang pasti di dunia ini adalah ketidakpastian. Dengan kata lain, ia menyadari bahwa banyak sekali kemungkinan sebab-akibat dalam setiap hal yang terjadi sehingga tidak mudah menghakimi apapun.

Ketika kita sadar bahwa segalanya memiliki kemungkinan, tentu kita akan terdorong untuk lebih berpikiran terbuka. Tidak menutup diri dari segala kemungkinan yang terjadi dan tidak pula menghakimi.

Semisal, saat kita melihat seseorang melakukan tindakan yang tidak bermoral, kita tidak langsung menghakimi mereka tetapi mendengarkan alasannya lalu memberikan peringatan yang layak atau mencari solusi agar orang lain menjadi lebih baik ke depannya.

Contoh lainnya dari berpikiran terbuka, saat seseorang menyampaikan kritik dan saran, kita tidak langsung insecure, marah atau sedih.

Tetapi kita melihat kemungkinan dari kritik yang disampaikan dan mempertimbangkan apakah kritik dan saran tersebut membawa dampak yang positif atau negatif.

Baca Juga : 5 Aspek Kecerdasan Emosional Yang Perlu Dikembangkan

Berhati-hatilah dengan pikiran, perasaan dan tindakan yang kamu perbuat, sebab semua itu memengaruhi pertumbuhan jiwamu dan juga bisa menjadi penghalang bagi dirimu untuk menjadi orang yang lebih dewasa.

Sekianlah artikel tentang fakta psikologis orang yang berpikir dewasa. Semoga bermanfaat!

Written by Ilham Damanik

Penikmat dan pemerhati