Memiliki anak merupakan suatu hadiah tersendiri bagi pasangan suami istri. Dalam ruang keluarga seperti terasa ada yang kurang jika belum ada kehadiran anak diantaranya. Membayangkan memiliki anak yang masih kecil, sedang lucu-lucu nya membuat kita merasa tidak ingin jauh-jauh dari anak terlalu lama.
Setiap anak-anak adalah unik. Mereka memiliki kebiasaan dan karakter masing-masing. Tingkahnya yang ada-ada saja seolah membuat kita tidak habis pikir dari mana seorang anak dapat memiliki perilaku seperti ini?.
Sebelum melangkah lebih jauh lagi pada tahapan memiliki anak, hal apa saja yang dapat kita pelajari lebih mendalam mengenai tumbuh kembang anak?.
Tidak jarang pula yang terkadang merasa kebingungan dengan pertumbuhan anak. Ada apa sih dengan anak di usia sekian?. Hal apa saja yang dapat kita berikan kepada anak untuk membantunya bertumbuh dengan baik?.
Tentunya anda sebagai orang tua wajib mengetahui tahapan perkembangan anak terlebih dahulu untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan usianya.
Ada lima perspektif utama yang mendasari sejumlah teori yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Yakni psikoanalitis, pembelajaran (learning), kognitif, evolusionaris/sosiobiologis, dan kontekstual.
Dalam perspektif psikologi dalam psikoanalitis, perkembangan manusia dibentuk oleh kekuatan ketidaksadaran. Artinya secara tidak sadar kita alamiah pasti ingin meneruskan keturunan kita dari generasi ke generasi. Pembelajaran merupakan bagaimana manusia merespon terhadap lingkungannya.
Kognitif adalah perkembangan pada pemikiran atau inisiator yang terjadi antara masa tumbuh kembang. Evolusionaris/sosiobiologis merupakan bagaimana manusia memiliki mekanisme adaptif untuk bertahan hidup. Sedangkan kontekstual adalah perkembangan yang terjadi melalui interaksi manusia dengan lingkungannya.
Tahap-tahap perkembangan sendiri memiliki beberapa jenis yakni tahapan psikoseksual, tahapan psikososial, dan tahapan kognitif. Kamu
Penjelasan lebih lanjut mengenai tahapan perkembangan penting bagi orang tua untuk membantu memahami tumbuh kembang anak nantinya.
1. Tahapan Psikoseksual (Freud)

Memiliki 5 tahapan perkembangan yakni fase oral, anal, phallic, latency, dan genital. Yuk kita bahas lebih lanjut mengenai lima fase tersebut.
- Pada fase awal yakni fase oral pada anak biasanya terjadi dari bayi lahir hingga usia 12-18 bulan. Pada masa ini aktivitas hanya berorientasi pada kegiatan asupan makanan kepada bayi melalui mulut dengan cara menghisap dan menelan. Belum terjadi kegiatan yang lebih kompleks pada fase ini.
- Fase kedua yakni anal biasanya terjadi pada usia 12-18 bulan hingga 3 tahun. Pada fase ini sangat dianjurkan untuk melakukan toilet training yang benar dan tepat kepada anak. Proses toilet training yang tepat juga harus diajarkan pada anak di masa usia perkembangan tahap ini.
- Fase ketiga adalah phallic. Terjadi di usia 3 tahun hingga 6 tahun. Pada masa perkembangan ini terjadi proses kelekatan anak kepada orang tua. Tentunya kita taka sing lagi jika melihat seorang anak yang dekat dengan salah satu orang tua yakni ibu atau ayahnya. Hal tersebut adalah wajar terjadi di usia anak pada tahapan ini. Pada fase ini pula anak dapat mengidentifikasikan dengan jenis kelamin orang tua sehingga anak yang memiliki jenis kelamin laki-laki lebih dekat dengan ibu atau disebut dengan oedipus complex. Sedangkan anak yang memiliki jenis kelamin perempuan lebih dekat dengan ayah biasa disebut dengan electra complex.
- Fase keempat adalah fase latency. Terjadi pada usia 6 tahun hingga usia pubertas anak. Pada tahapan ini anak dapat dibentuk dengan baik dibandingkan dengan fase sebelum dan sesudahnya. Pada tahap ini juga kecerdasan anak sedang berkembang dengan baik dan cepat. Tidak heran jika banyak anak-anak yang sedang tertarik pada banyak hal dan bertanya banyak hal pula kepada orang-orang yang ada di sekitarnya.
- Fase kelima adalah fase genital. Terjadi pada usia pubertas hingga usia dewasa. Tahap ini merupakan tahapan terakhir pada teori psikoseksual. Pada tahap ini seseorang memiliki minat seksual yang kuat pada lawan jenis.
Jika semua tahapan telah sukses dilalui, maka seseorang akan memiliki kecenderungan untuk dapat hidup seimbang dan peduli dengan diri nya dan orang lain yang berguna bagi kehidupannya di masa depan.
2. Tahapan Psikososial (Erikson)

Pada tahapan ini, cukup banyak fase yang dituturkan oleh Erikson. Semuanya mencakup pandangan psikososial seseorang yang nanti nya dapat berkembang dan berperan penting bagi individu di masa mendatang. Terdapat 8 fase dalam tahapan ini.
- Fase pertama adalah fase kepercayaan dasara vs ketidakpercayaan. Fase ini terjadi pada usia 0 hingga 12-18 bulan. Pada fase awal belum terjadi hal yang kompleks pada anak, hanya saja pada fase ini anak belajar mengembangkan perasaan bahwa dunia ini merupakan tempat yang baik dan aman. Hal ini dapat ia rasakan dari lingkup orang tua yang memberikan rasa aman pada anak.
- Fase kedua adalah autonomi vs rasa malu dan ragu. Terjadi pada usia 12-18 bulan hingga 3 tahun. Pada saat ini anak akan mengembangkan keseimbangan independen dan kepuasan diri terhadap rasa malu dan ragu. Artinya, anak mulai belajar untuk dapat mandiri dan mampu merasakan rasa malu dan keraguan dalam dirinya.
- Fase ketiga adalah inisiatif vs rasa bersalah. Terjadi pada usia 3 tahun hingga 6 tahun. Perkembangan kognitif anak melalui mencoba aktivitas baru di lingkungan yang menarik inisiatif dari diri anak.
- Fase keempat adalah industry vs inferioritas. Terjadi pada usia 6 tahun hingga masa pubertas. Anak akan belajar mengolah keterampilan dan menghadapi perasaan tidak kompeten. Artinya, anak akan belajar sejauh mana kemampuan yang ia miliki untuk mengembangkan keterampilan dari dirinya.
- Fase kelima adalah identitas vs kekacauan. Terjadi pada masa pubertas hingga dewasa awal. Pada masa ini merupakan hal penting karena anak akan mengembangkan pemahaman diri untuk menentukan jati diri nya.
- Fase keenam adalah intimasi vs isolasi. Terjadi pada usia dewasa awal. Pada fase ini individu belajar untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Baik itu pertemanan, keluarga atau pasangan. Jika terjadi kegagalan maka akan terjadi isolasi diri dan pemisahan diri dari lingkup luar.
- Fase ketujuh adalah produktivitas vs stagnasi. Terjadi pada usia dewasa tengah. Individu yang sudah dewasa dan matang mengembangkan rasa peduli terhadap dirinya maupun orang lain. Mereka memikirkan untuk membangun dan membimbing generasi selanjutnya.
- Fase kedelapan adalah integritas ego vs putus asa. Terjadi pada usia dewasa akhir. Dalam fase ini individu mengembangkan penerimaan terhadap hidup dan keputusasaannya. Individu yang matang dengan baik akan belajar menerima bahwa di usia tua ia akan menerima bahwa hidup akan menghadapi kematian. Begitu juga sebaliknya, ada pula individu yang merasakan keputusasaan atas ketidak mampuannya menerima kenyataan akan kematian.
3. Tahapan Kognitif (Piaget)

Piaget menjelaskan ada 4 tahapan yang dilalui oleh individu.
- Tahap pertama adalah fase sensorimotor yang terjadi sejak anak lahir hingga usia 2 tahun. Pada rentang usia ini anak sudah belajar untuk memilah aktivitas yang melibatkan aktivitas sensorik dan motorik dengan lingkungannya.
- Fase kedua adalah pre-operasional yang terjadi pada usia 2 tahun hingga 7 tahun. Pada fase ini anak mengembangkan system representasional dan menggunakan symbol untuk merepresentasikan orang, tempat, dan peristiwa. Pemikiran anak masih belum dapat dikatakan logis, namun anak sudah mampu untuk diberikan pendidikan lebih lanjut belajar bahasa dengan memperbanyak kosa kata. Imajinasi anak masih kuat dalam tahap ini di mana hal ini penting untuk dapat mengasah pemikiran analitiknya.
- Fase ketiga adalah operasi konkret yang terjadi pada usia 7 tahun hingga 11 tahun. Pada tahapan ini diharapkan anak dapat mengembangkan diri untuk memecahkan masalah secara tepat, belajar fokus pada situasi saat itu.
- Fase keempat adalah fase formal yang terjadi pada usia 11 tahun hingga dewasa awal. Pada masa ini individu dapat berpikir mengenai hal apapun atau disebut dengan berpikir secara abstrak. Berpikir abstrak di antaranya berhadapan dengan situasi hipotetik dan diharapkan mampu untuk memikirkan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di hidupnya.
Bicara mengenai perkembangan anak merupakan hal kompleks yang akan kita temui ketika menghadapi anak dan berperan sebagai orang tua. Selain itu kamu juga bisa membaca tentang Anak Bermain di Luar Rumah? Siapa Takut, Ini 5 Manfaat Bagi Perkembangannya
Tentunya untuk dapat menunjang kebutuhan anak untuk kehidupan anak yang lebih baik merupakan pembelajaran seumur hidup sebagai orang tua. Tetapi kenangan semasa tumbuh kembang anak tentunya akan membawa memori bahagia tersendiri bagi para orang tua.