Mencintai diri sendiri artinya menjadi lebih jelas dan jujur serta menerima kekurangan dan kelebihan pada diri sendiri. Tetapi banyak orang mengaitkan antara cinta diri, egois, perfeksionis dan narsistik.
Kekeliruan dalam memaknai sesuatu terkadang bisa sangat berbahaya, sebab ketika kita yakin akan sesuatu maka diri sendiri pun sulit mematahkan keyakinan itu.
Jadi apa yang kamu pikirkan saat mendengar kata “Cinta diri”?
Sebagian orang menganggap itu artinya kamu memanjakan diri, melakukan hal-hal yang menyenangkan hati dan menjauhi segala sesuatu yang membuat hati tidak bahagia.
Lebih parah lagi, saat ini kita juga sering mengartikan cinta diri sebagai sesuatu yang mendekati sifat egois dan narsis seperti terlalu bangga dan memuji diri sendiri hingga melupakan kepentingan atau hak orang lain.
Nah, agar lebih jelas lagi berikut ini adalah penjelasan tentang kekeliruan dari makna egois dan mencintai diri sendiri.
1. Cinta Diri Bukan Berarti Mementingkan Diri Sendiri
Egois artinya kita hanya mementingkan diri sendiri. Sementara cinta diri artinya kita memikirkan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
Orang yang narsistik dan orang yang cinta diri mungkin sama-sama mendapatkan kebahagiaan karena sama-sama memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi.
Tetapi orang yang cinta diri, ia menjaga aspek penting yaitu harga diri dan kesadaran diri. Mereka menyadari proses berpikirnya sendiri, tentang apa yang memengaruhinya bertindak dan apa yang memengaruhi emosinya.
Sementara orang yang narsistik dan egois melakukan apa yang ingin dilakukan tanpa kesadaran diri. Dimana secara sadar atau tidak sadar mereka telah merugikan orang lain demi kepentingannya.
Kita sering terperangkap dalam pengertian bahwa ketika kita bisa membuat diri sendiri bahagia artinya kita sudah mencintai diri sendiri. Sungguh keliru, karena cinta diri adalah kunci pertama untuk hubungan yang baik.
Orang yang cinta diri hubungannya dengan orang lain akan berjalan baik, sementara orang egois dan narsistik seringkali terjebak dalam hubungan yang toxic.
2. Cinta Diri Bukan Soal Pujian dan Kebanggaan
Dengan alasan cinta diri seseorang melakukan perawatan tubuh dan wajah yang mahal-mahal, pakaian mahal dan segala sesuatu yang digunakan harus benar-benar terlihat sempurna.
Memang benar bahwa perawatan diri adalah salah satu aspek penting dari cinta diri. Tetapi bukan berarti kita harus memaksakan diri untuk selalu tampil sempurna.
Perawatan diri yang dimaksud dalam cinta diri adalah menjaga kesehatan, contohnya olahraga, makan makanan sehat, menjaga pola tidur.
Lalu menjaga kesehatan mental, contohnya berpikir positif, meditasi atau beribadah dan membaca buku.
Dan pada kenyataannya, cinta diri memang memengaruhi penampilan seseorang. Semisal, kamu mengganti sepatu lamamu karena itu membuat kakimu sakit, tidak enak dilihat dan sebagainya.
Cinta diri membuat kita merawat diri secara fisik dan jasmani untuk tujuan yang bermanfaat bukan untuk mendapatkan pujian atau membangga-banggakan apa yang kita miliki.
3. Mencintai Diri Sendiri Bukan Berarti Selalu Sendiri
Apakah setelah mencintai diri sendiri artinya kamu tidak bergantung kepada orang lain?
Kekeliruan yang sering dialami dalam memaknai cinta diri adalah ketika kita menganggap orang lain tidak penting dan berpikir bahwa orang lain tidak bisa memengaruhi kita baik dalam hal pemikiran maupun tindakan.
Kepercayaan diri memang juga aspek yang penting dalam membangun cinta diri. Tetapi terlalu percaya diri hingga menganggap kita mampu menyelesaikan semuanya sendiri artinya kita narsistik.
Percaya diri yang dimaksud dalam cinta diri adalah kita tahu memposisikan diri dilingkungan sosial, pertemanan, keluarga dan sebagainya.
Mencintai diri sendiri bukan hanya soal ibadah atau meditasi. Bukan hanya soal berpikir positif dan penuh kesadaran dalam menyelesaikan masalah.
Kita juga perlu membangun hubungan yang baik dan membawa manfaat baik dalam hubungan itu sendiri.
4. Cinta Diri Artinya Tahu Apa yang Perlu Diubah
Banyak orang berubah semenjak mengetahui tentang cinta diri. Tetapi sejatinya cinta diri bukanlah mengubah, tetapi memahami diri kita yang murni dengan keunikannya masing-masing.
Dalam proses menuju cinta diri, kita tahu apa saja hal-hal yang perlu diubah dan apa yang tidak boleh diubah dari diri kita. Artinya kita juga perlu mengenal diri sendiri dengan lebih baik.
Semisal, kamu adalah tipe kepribadian introvert. Sementara cinta diri menuntut kita untuk membangun hubungan sosial yang baik.
Nah, hal yang perlu diubah bukanlah kepribadian kamu yang tertutup, tetapi hubungan kamu dengan sosial. Kamu tidak harus mengubah dirimu menjadi sosok yang berbeda.
Jika kamu memang tipe orang yang tertutup, mungkin hubungan yang baik dengan sosial masih bisa dibangun dengan sedikit memberi senyum atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan ringan sesederhana “Apa kabar?”
Aspek pentingnya adalah penerimaan diri. Kita tahu apa saja didalam diri kita yang memang harus diterima dan kita tahu apa saja yang perlu diubah untuk menjadi lebih baik.
Ingatlah, tidak ada kepribadian yang buruk. Jika ada orang yang berkata buruk tentangmu, maka ada dua kemungkinan, pertama, mereka tidak mengerti tentang kepribadian.
Kedua, mereka tidak bermaksud mengatakan kepribadian kamu buruk, tetapi yang dimaksud adalah kebiasaan burukmu. Ketahuilah, kepribadian tidak bisa diubah, sementara kebiasaan bisa diubah.
5. Setelah Mencintai Diri Sendiri Hidup Akan Bahagia?
Kita selalu mengedepankan kebahagiaan dalam hal apapun. Setiap hal selalu kita kaitkan dengan kebahagiaan, namun faktanya orang yang fokus mengejar kebahagiaan akan mendapati kekecewaan.
Betapa perfeksionisnya diri kita jika menginginkan hidup berjalan sempurna seperti apa yang kita bayangkan.
Setelah mencintai diri sendiri bukan berarti hidup akan bahagia. Tidak ada hubungannya. Cinta diri artinya kita mengetahui batasan, nilai dan fokus pada pengembangan diri.
Kita tahu bahwa kebahagiaan dan kesedihan adalah dua hal yang selalu datang bergantian, sementara cinta diri membantu kita memahami bagaimana bersikap dalam menghadapi semuanya.
Setelah mencintai diri sendiri bukan berarti hidup akan berjalan mulus. Hidup akan selalu memiliki kejutan yang tak terduga, tetapi cinta diri membuat kita lebih mudah menerima hidup sebagaimana adanya.
Akhir Kata
Kekeliruan membuat kita tersesat. Maka dari itu sangat penting untuk membiasakan diri membaca, mendengar dan mengambil ilmu yang bermanfaat setiap harinya.
Terlebih lagi, cinta diri berarti kita fokus pada pengembangan diri dan membenahi diri. Sementara itu jelas berbeda dengan egois dan narsistik yang sifatnya merasa hebat, merasa pintar dan merasa tahu segalanya.
Sekianlah artikel tentang 5 Kekeliruan Tentang Makna Egois dan Mencintai Diri Sendiri. Semoga bermanfaat!