Apakah anda sering membandingkan diri anda dengan orang lain? misalnya anda menilai diri anda tidak lebih cantik dari teman anda, atau anda merasa kalau orang lain lebih mampu mengerjakan sesuatu dibandingkan dengan anda? Hal-hal tersebut adalah sebagian contoh dimana anda menilai diri anda sendiri, bagaimana asumsi anda mengenai diri anda yang disebut dengan Self concept.
Hal-hal tersebut adalah apa yang dilihat oleh kita dan kita bandingkan dengan orang lain. Hal tersebut juga yang bisa membuat self concept dalam diri kita rendah, bisa menjadikan kita minder, cemas, bahkan terkadang menyalahkan diri kita sendiri.
Sebenarnya apa sih self concept itu sendiri? Self concept dalam psikologi merupakan bagian penting dalam perkembangan kepribadian dan konsep kepribadian merupakan hal yang paling utama dalam diri.
Self concept merupakan suatu asumsi atau skema diri mengenai kualitas personal yang meliputi penampilan fisik (tinggi, pendek, berat, ringan, dsb), trait/kondisi psikis (pemalu dan pencemas).
Bisa diberi kesimpulan bahwa self concept (konsep diri) adalah pikiran atau persepsi individu mengenai dirinya sendiri dan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkah laku seseorang.
Komponen Self-concept
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh psikolog-psikolog berbeda terkait cara pandang mengenai self-concept.
Menurut teori yang dikenal sebagai social identity theory, self concept seseorang ditentukan berdasarkan pada keanggotan kelompok yang mereka ikuti (agama, tempat perkuliahan, komunitas, hobi, dll).
Misalnya, jika kita mengikuti komunitas penari daerah, kemudian kita jadi memiliki self-concept bahwa “ saya adalah orang yang pandai menari dan bisa menari kan tarian daerah dengan baik karena saya mengikuti komunita penari daerah B”.
Selain teori social identity, Psikolog Dr. Bruce A.Bracken berpendapat bahwa terdapat enam aspek spesifik yang berkaitan dan membentuk self concept, diantaranya:
- Sosial: kemampuan kita berinteraksi dengan orang lain.
- Competence: kemampuan kita dalam memenuhi kebutuhan dasar sebagai individu.
- Affect: kesadaran akan keadaan emosional kita
- Physical: perasaan kita terhadap tampilan fisik maupun kondisi kesehatan.
- Academic: sukses atau gagalnya kita di bidang pendidikan
- Family: bagaimana self-concept terbentuk dari perasaan kita berfungsi/berperan dengan baik didalam keluarga.
Tiga Dimensi Dalam Self Concept

1. Pengetahuan
Apa yang kita ketahui tentang diri kita atau penjelasan dari “siapa saya” yang akan memberikan gambaran tentang diri saya. Gambaran tersebut yang pada gilirannya akan membentuk sebuah citra diri.
Dimensi pengetahuan dalam pikiran tentang diri kita sebagai pribadi, seperti “saya pintar”, “saya orang yang baik” dan lain-lain.
2. Harapan
Pengharapan ini merupakan diri ideal (self ideal), yang terdiri dari harapan, keinginan bagi diri kita, atau menjadi manusia seperti apa yang kita inginkan dimasa yang akan datang.
3. Penilaian
Penilaian diri sendiri merupakan pandangan kita tentang diri kita sendiri sebagai suatu kepribadian. Hasil penilaian terhadap diri kita sendiri membentuk apa yang disebut dengan rasa harga diri, yaitu seberapa besar kita menyukai diri sendiri.
Individu yang memiliki self concept yang positif biasanya merasa yakin akan kemampuannya, merasa setara atau tidak berbeda dengan orang lain (tidak merasa dirinya rendah), menerima segala pujian tanpa rasa malu, mampu memperbaiki diri karena sanggup mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenangi atau berusaha mengubahnya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Concept

1. Reaksi dari orang lain
Self concept dalam diri individu terbentuk dalam waktu yang lama dan pembentukan ini tidak dapat diartikan bahwa adanya reaksi yang tidak biasa dari individu akan mengubah self concept.
Apabila reaksi muncul karena orang lain yang menilai diri kita seperti orang tua, teman, dan lain-lain, maka reaksi ini mungkin akan berpengaruh terhadap konsep diri.
2. Pembandingan dengan orang lain
Self concept sangat tergantung kepada cara bagaimana kita membandingkan diri kita dengan orang lain.
3. Identifikasi terhadap orang lain
Seseorang yang memiliki harga diri tinggi biasanya memiliki orang tua yang juga memiliki harga diri yang tinggi.
Peran jenis kelamin pun mempengaruhi konsep diri dan di masyarakat antara laki-laki dan perempuan seringkali berbeda sikap karakteristiknya di dalam sifat-sifat, seperti misalnya keagresifan dan sifat kompetitifnya.
Baca Juga : Personal Boundaries, Terapkan Untuk Hidup Lebih Bahagia
Tiga Bagian Berbeda Dari Self-Concept

Carl Rogers mengatakan bahwa terdapat tiga bagian berbeda dari self-concept, yaitu:
1. Self Image
Bagaimana kita melihat diri kita sendiri. Perlu diingatkan bahwa self-image tidak sama dengan keadaan sebenarnya. Seseorang dapat memiliki self-image yang lebih “wah” dan percaya bawa mereka lebih baik dari keadaan mereka sebenarnya.
Sebaliknya, seseorang juga bisa memiliki self image yang negatif dan membesar-besarkannya. Padahal sebenarnya, keadaanya tidak seburuk itu.
Sebagai contoh, remaja wanita yang merasa dirinya memiliki berat badan yang berlebih atau kegendutan, padahal dirinya memiliki berat badan 40 kg dengan tinggi 160 cm.
Self image sendiri bisa berasal dari campuran aspek-aspek berbeda seperti, karakteristik sifat, fisik, dan peran seseorang dalam kehidupan sosialnya.
2. Self-esteem
Self-esteem merupakan seberapa besar seseorang menghargai dirinya sendiri. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi self-esteem pada diri individu, diantaranya bagaimana kita membandingkan diri kita dengan orang lain dan bagaimana orang lain merespon sikap kita.
Ketika orang lain merespon positif terhadap kita, kita akan lebih mudah memiliki self esteem yang positif. Sedangkan jika kita membandingkan diri kita dengan orang lain dan selalu merasa kurang, ini dapat berdampak buruk untuk self-esteem kita.
3. Ideal Self
Ideal self merupakan bagaimana harapan akan seperti apa diri kita. Seringkali, bagaimana kita melihat diri kita tidak sama dengan harapan yang kita inginkan terhadap diri kita.
Lalu bagaimana dengan orang yang memiliki self concept yang negatif?
Individu dengan self concept negatif sangat peka terhadap kritik (dimana ketika mereka menerima kritikan dari orang lain, mereka akan merasa “tuhkan benar kalau saya tidak mampu” atau “pekerjaan saya tidak sebagus pekerjaan rekan kerja saya yang lain”), merasa tidak disenangi orang lain, bersikap pesimis terhadap kompetisi dalam hal prestasi.
Atau suatu hal yang ingin dicapai (misalnya individu yang sedang berada dalam perlombaan matematika dan merasa dirinya tidak akan menang karena merasa tidak lebih pintar dari temannya padahal dirinya belum mencoba sampai babak akhir perlombaan).
Bagaimana Kita Mencoba Meningkatkan Self concept Dalam Diri Kita Sendiri?

Pertama, menerima diri kita dan menerima kalau tidak ada yang sempurna didunia ini
Kemudian kedua yaitu berbicara hal-hal yang positif terhadap diri sendiri (self talk), bisa dimulai dengan mengganti kata-kata negatif dalam pikiran dengan kata-kata yang positif.
Seperti contoh “saya tidak akan bisa diterima di universitas tersebut karena saya tidak pintar”, bisa diganti dengan “apa yang bisa saya persiapkan dan lakukan agar saya bisa diterima di universitas tersebut”.
Ketiga adalah menjauhkan diri dari orang-orang yang berkemungkinan memandang diri anda sebelah mata. Hal ini sangat penting, karena menarik diri dari orang-orang tersebut yang bisa membuat self concept kita rendah, sangat baik dalam kesehatan mental diri.
Dan terakhir adalah melakukan self care. Melaukan perawatan diri secara jasmani dan rohani sangat penting untuk membangun self concept yang positif didalam diri kita.
Baca Juga : 7 Cara Mengenali Diri Sendiri Untuk Menentukan Tujuan Hidup
Mengapa Self Concept Penting Bagi Diri Kita?
Pertama adalah untuk memaksimalkan potensi diri. Apabila kita memiliki self-concept yang sehat, bahwa kita percaya kita bisa melakukan ini dan itu, kita bisa membuka potensi kita ke hal-hal yang bahkan tidak pernah kita pikirkan sebelumnya.
Kedua adalah membantu kita mencapai keinginan kita dalam hidup. Setiap pribadi pasti memiliki kebutuhan dan keinginan yang ingin dicapai dalam hidupnya. Memiliki konsep diri yang positif akan dapat memudahkan kita mencapai itu semua.
Ketiga adalah menghindari menghindari dari self-sabotaging behavior (sikap, pemikiran, maupun tindakan yang menahan kita mendapatkan apa yang kita mau, misalnya tujuan hidup kita).
Keempat adalah memiliki self-concept yang sehat akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih positif dan percaya bahwa kita mendapatkan yang kita mau. Sebaliknya, jika self-concept kita tidak sehat, hal ini tidak akan membantu kita dalam mencapai keinginan.
Terakhir adalah menentukan seberapa jauh kita bisa keluar dari zona nyaman kita dalam menyelesaikan suatu masalah.
Keluar dari zona nyaman kita tentunya sangat berguna untuk dapat membangkitkan potensi diri kita yang terpendam selama ini. Coba pelajari 7 Cara Mengasah Potensi Diri Untuk Mencapai Kesuksesan.