in ,

Mengenali Psikologis Anak yang Sering Disalahpahami sebagai “Anak Nakal”

Gangguan Psikologis Pada Anak Nakal

Setiap anak memiliki perkembangan dan karakteristik yang berbeda, sehingga tidak bisa kita samaratakan begitu saja anak yang satu dengan anak lainnya. Seringkali seorang anak memperlihatkan suatu perilaku unik atau berbeda dari anak lain.

Pernahkah kita sebagai orang tua merasakan kalau anak-anak jika bersama dengan orang tuanya lebih tidak bisa diam, terlalu aktif, atau mudah merengek/menangis? Kondisi seperti ini seringkali atau dengan mudahnya orang melabeli anak memiliki karakter “anak nakal” atau “anak yang susah diatur”.

Sebelum kita melabeli anak sebagai pribadi yang nakal dan susah diatur, sebagai orangtua kita harus mengetahui beberapa kondisi psikologis sebagai pemicunya sebutan anak nakal.

1. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)

Attention Deficit Hyperactivity Disorder
Attention Deficit Hyperactivity Disorder

Kondisi dari anak-anak yang mengalami ADHD sering ditandai dengan adanya ciri-ciri yang tidak bisa diam, tidak dapat fokus hampir pada semua aspek. Namun, untuk beberapa kondisi anak dengan ADHD masih bisa berfokus seperti saat sedang menonton televisi, menyusun sebuah puzzle, atau bermain dengan balok.

Untuk mengetahui anak memiliki perilaku ADHD atau tidak, kita harus mengetahuinya, seperti:

  1. Tidak mengenal rasa lelah karena selalu begerak dan melakukan aktivitas.
  2. Karena terlalu banyak bergerak, sehingga anak dengan ADHD memiliki kesulitan untuk berkonsentrasi.
  3. Terlihat kurang memperhatikan sebuah instruksi atau tidak mendengarkan instruksi.
  4. Kecenderungan sering mengantuk dan melamun daripada anak lainnya.
  5. Kecenderungan perhatiannya mudah sekali teralihkan dan cukup sensitif terhadap gangguan yang ada disekitarnya.

Selain itu, kita perlu mengetahui juga beberapa tipe-tipe ADHD, karena ada ciri khas tersendiri, seperti:

  1. ADHD dengan tipe anak hiperaktif, memiliki gejala terlalu banyak bergerak, tidak mudah kenal lelah, dan lebih menonjol dari yang lain.
  2. ADHD dengan tipe impulsif, memiliki gejala sering ketinggalan barang, selalu ingin bergerakk, sehingga saat duduk dirinya seolah tidak bisa diam.
  3. ADHD dengan tipe inattentive, memiliki gejala yang sering sekali gagal fokus. Kondisi ini membuat anak cenderung pasif dengan respon yang lambat dan selalu terlihat sedang melamun.
  4. ADHD dengan kombinasi tipe hiperaktif, impulsif, dan inattentive, memiliki gejala dengan berbagai gangguan. Seperti sulit untuk berkonsentrasi, hingga sulit mengendalikan emosi.

Terkait dengan masalah ADHD, pelajari juga :

2. ASD (Autistic Spectrum Disorder)

Autistic Spectrum Disorder
Autistic Spectrum Disorder

Beberapa gejala dari ASD seperti:

  1. Terhambat dalam berkomunikasi, namun ada juga beberapa anak dengan gejala ASD memiliki bahasa yang cukup baik. Anak dengan ASD ditandai dengan adanya pengucapan kata yang berulang-ulang atau kata-kata tersebut kadang di lihat tidak bermakna. Beberapa anak dengan ASD terkesan pendiam atau pada saat mereka bicara terkesan kaku dan memakai bahasa yang baku.
  2. Memiliki kemampuan sosial yang berbeda, seperti sangat pasif atau bahkan sangat aktif, sehingga seringkali dianggap mengganggu orang lain.
  3. Adanya perilaku obsesif dan repetitif, seperti misalnya memiliki suatu kebiasaan dan kegiatan yang sudah terjadwal. Mereka menyukai kegiatan yang berulang-ulang dalam waktu yang sangat lama, dan anak dengan ASD memiliki kegelisahan ketika perilaku repetitive mereka terganggu.
  4. Memperlihatkan gerakan-gerakan stereotip yang berbeda, berulang-ulang dan bermakna. Contohnya melakukan gerakan aneh yang tidak terlihat pada anak-anak lain, tepuk tangan dan lain-lain.
  5. Hyposensitif atau hiposensitif sensorik. Mereka bisa jadi sangat tidak peka dengan rasa sakit, justru sangat peka dengan sebuah sentuhan atau mendengarkan suara. Hal inilah yang sering memicu tantrum mereka seolah mereka tidak bisa menjelaskan apa yang dirasakan.

3. SAD (Seperation Anxiety Disorder)

Separation anxiety disorder
Separation anxiety disorder

Separation anxiety disorder merupakan sebuah gangguan kecemasan yang dapat terjadi ketika anak merasakan kecemasan yang berlebihan. SAD sendiri muncul dengan memperlihatkan perilaku gelisah, marah dengan menunjukkan sebuah perilaku seperti berlari, atau berteriak dan menangis.

Perilaku tersebut muncul ketika anak mengalami rasa cemas saat mereka berpisah dengan orang terdekatnya, seperti orang tua atau pengasuh. Bisa juga perasaan gelisah muncul ketika anak sedang berada ditempat baru atau ketika terpisah dari orang-orang terdekatnya.

Menunjukkan perilaku yang terlalu melekat pada orang-orang terdekatnya, bahkan harus selalu dekat. Kondisi anak yang seperti ini seringkali membuat orang tua menjadi kesulitan melakukan kegiatan lain.

Kemudian, anak akan menunjukkan ekspresi emosi yang sangat ekstrim ketika terpisah dari orang-orang terdekatnya, seperti ketakutan, menangis, mengamuk atau sering berteriak. Ada juga yang mengalami beberapa gejala fisik setiap kali dirinya berpisah dengan orang terdekatnya seperti sakit kepala, sakit perut atau yang memiliki penyakit asma bisa tiba-tiba kambuh secara mendadak.

4. GC (Gifted Child)

Gifted Child
Gifted Child

Anak-anak yang tergolong gifted child sering menunjukkan perilaku yang mirip dengan ADHD, namun dapat dibedakan skor IQ anak yang tergolong gifted child lebih dari 130 ke atas.

Bagaimana ciri-ciri dari anak yang tergolong gifted child itu sendiri?

  1. Selalu memilii banyak pertanyaan, terlihat kritis bahkan membantah bila ada informasi yang dikatakan tidak sesuai dengan pemahamannya.
  2. Mudah merasa bosan karena selau cepat mengerti pelajaran atau sesuatu. Anak-anak dapat menolak mengulang pelajaran yang diberikan, sehingga terkesan tidak terlalu menyukai kegiatan yang itu-itu saja (monoton).
  3. Memilih tugas yang mereka rasa menarik untuk dikerjakan. Bahkan dirinya bisa mengembangkan cara serta pemikirannya sendiri dalam mengerjakan tugas-tugas tersebut diluar teori atau contoh yang diberikan.
  4. Mampu belajar dengan caranya sendiri dan memiliki pemikiran yang original, sehingga anak mampu menjelaskan pemikirannya dengan bahasa serta kosakata yang lebih dari anak-anak seusia mereka.
  5. Mudah terdistraksi dan sensitif. Mereka sering kurang fokus, sehingga mudah marah ketika merasa lingkungannya berisik atau mudah terganggu dengan kegiatan teman-temannya. Sulit mengontrol emosi ketika ada hal yang tidak sesuai dengan pemikirannya.
  6. Penentuan anak yang tergolong gifted child dilakukan dengan pengukuran IQ serta kemampuan kognitif anak.

5. SPD (Sensory Processing Disorder)

Sensory Processing Disorder
Sensory Processing Disorder

Anak dengan perilaku SPD terkesan tidak bisa diam, suka berteriak hingga sering menyentuh sebuah barang. Beberapa gejala SPD yang harus diketahui adalah:

  1. Adanya masalah pada respon penerima panca indera. Hiposensitif ditunjukkan dengan kurangnya kepekaan terhadap rasa sakit, suara dan indera pengecap. Bahkan anak terkesan hipersensitif, sehingga terlalu sensitif dengan rasa panas atau dingin, tekstur kasar atau halus, suara tertentu bahkan keramaian.
  2. Koordinasi motorik kasar yang tidak seimbang.
  3. Sering menabrak sesuatu disekitar secara sengaja ataupun tidak sengaja.
  4. Mudah merasa gelisah, sehingga dirinya berusaha memperlihatkan kekesalannya dengan berteriak.

Baca Juga : 

Akhir Kata

Melabeli anak dengan sebutan “anak nakal” hanya akan memperparah kepribadian anak  kedepannnya. Selain menghambat pertumbuhan dan membatasi perkembangan si anak ke arah yang lebih baik, melabeli anak dengan sebutan nakal atau sejenisnya akan membuat mereka menjadi frustasi dan tidak percaya diri.

Sebaiknya, konsultasikan kepada psikolog jika anda tidak mampu menangani dan memahami gangguan psikologis pada anak anda. Semoga bermanfaat.

Written by Dya Adis Putri Rahmadanti

Clinical Psychologist