Cinta tak pernah bisa disalahkan. Jika ada kesalahan dalam cinta, maka orang yang mencintalah yang patut mempertanggung jawabkannya. Cinta hanya rasa, sedang manusia yang jadi para pemainnya.
Terkadang ada bebatuan yang cukup menghambat jalannya sebuah kisah cinta. Beberapa mampu melewatinya, namun beberapa lagi gagal dan harus mengakhiri kisahnya. Perjalanan kisah seseorang memang tak pernah bisa diprediksi.
Kamu yang sudah dengan tega merebut dia yang aku cintai, semoga secepatnya kamu mengerti yang aku rasakan kini. Ada rasa marah, dendam, benci, dan kekecewaan yang bercampur menjadi satu.
Entah itu hal yang memang pantas aku rasakan atau hal yang kamu paksakan untuk aku terima. Untukmu yang sudah mengambilnya secara perlahan dariku, coba kamu pahami ungkapan hati ini.
Kenapa Kamu Baru Datang Saat Dia Sudah Memiliki Segalanya?
Dulu akulah orang yang menemaninya sejak belum menjadi apa-apa seperti sekarang ini. Dulu akulah orang yang dengan setia membawanya bangkit secara perlahan hingga menemukan titik terang layaknya sekarang.
Namun kenapa kamu baru datang sekarang? Saat semua terasa mudah untuk dia lewati bahkan jika sendiri sekali pun. Kenapa baru sekarang? Kenapa datang di saat dia sudah memiliki segalanya. Apa memang kamu benar-benar tulus dalam mencintainya?
Baca Juga : Coba Tes Kadar Cintamu, Begini Cara Pasangan Membuatmu Cemburu
Kemana Kamu Saat Dia Terjatuh Berkali-kali dan Tertatih untuk Kembali Bangkit Lagi?
Dulu dia bukan orang yang sekuat sekarang. Ada banyak rintangan yang harus dia lewati sampai tiba di puncak kejayaannya. Dia pernah jatuh berulang kali, dan akulah orang yang berusaha membuatnya bangkit kembali.
Perlahan aku yang membawanya untuk kembali berdiri. Tak hanya itu aku jugalah yang pelan-pelan mengajaknya belajar kembali berjalan sampai mampu berlari secepat sekarang. Akulah orang yang ada saat dia jatuh, tertatih, dan mampu membawa semangatnya kembali.
Mungkin Apa yang Dimilikinya Sekarang Membuatmu Mudah untuk Mencintainya, Ah Mungkin Salah, Hanya Sekadar Suka
Aku tak tahu apa tujuanmu mengambilnya dariku. Aku tak tahu apa memang benar kamu mencintainya dengan sepenuh hatimu. Apa kamu hanya mendekatinya karena apa yang sudah dimilikinya saat ini?
Ah aku pun tak tahu apa yang sebenarnya ada dalam benakmu. Entah kamu memang benar mencinta atau hanya sekadar suka.
Memberinya Kata Selamat atas Keberhasilannya Rasanya Lebih Mudah Daripada Memberinya Semangat Saat Dia dalam Kegagalan
Apa kamu memang mampu menjadi pendamping yang setia padanya. Apa kamu sanggung memberinya semangat saat dia ada di tengah kegagalan? Faktanya memberi selamat atas keberhasilannya sangatlah mudah jika dibandingkan dengan membuatnya kembali semangat untuk menggapai apa yang dia impikan.
Semoga kamu memang layak untuknya. Semoga kamu tetap ada di sampingnya meski ada pada masa terburuk sekali pun. Semoga kamu memang bisa memperjuangkannya terlepas dari bagaimana kondisi finansialnya.
Semoga Kamu Cukup Bahagia dengan Apa yang Dia Miliki Saat Ini
Seperti yang kau tahu, aku berjuang dari nol bersamanya. Aku orang yang menemaninya sampai pada titik dia bisa mendapatkan segalanya. Kini dia bukan orang yang sama dengan sebelumnya.
Dia sudah memiliki banyak hal yang dia inginkan. Kamu pun demikian, bukankah kamu ingin memilikinya dengan semua yang juga dimilikinya, bukan?
Maka, semoga kamu akan cukup bahagia dengan apa yang kini sudah menjadi miliknya dan tak lagi tergiur dengan apa yang menjadi miliki orang yang lainnya.
Cukup Doaku yang Selalu Menemaninya Saat Ini, Karena Tempatku di Sisinya Sudah Kamu Gantikan Secara Paksa
Meski sudah resmi aku tak bersamanya lagi, ada hal yang tak pernah terputus untuknya, ialah doa. Selalu ada doaku yang akan mengiringi langkah kakinya, menemani detak jantungnya dan menjaga di setiap hela nafasnya.
Sedang ragaku, tak perlu kamu tanyakan lagi. Ragaku sudah tak akan bisa mendampinginya kembali sejak kamu mengambil tempatku di sisinya secara paksa.
Jika Dia Dihadapkan pada Situasi Sulitnya Lagi, Semoga Kamu Tetap Setia Menemani
Aku tak pernah mengharapkan dia akan kembali jatuh. Tapi tidak ada yang tahu nasib seseorang akan seperti apa di masa depan.
Semoga jika suatu saat dia kembali ada di posisi nol seperti saat bersamaku dulu, kamu masih setia berada di sisinya. Tak peduli apa yang akan terjadi, aku berharap kamu akan setia mendampingi.
Kamu orang yang kini menggantikanku sebagai pendamping dalam hidupnya. Seperti apa yang aku lakukan dulu, semoga kamu pun mampu menjadi tempat bersandar saat dia kelelahan, menjadi tempat mengadu saat dia dalam sendu, dan menjadi tempat tertawa saat dia berhasil mendapatkan apa yang dia damba.
Aku Relakan Dia Pergi Karena Kini Aku Tak Mengenalinya Lagi
Bohong jika semudah itu aku ikhlaskan dia untuk kamu miliki. Nyatanya di dalam hatiku masih ada rasa benci dan kecewa yang teramat dalam padamu. Entah rasa itu akan bersarang di hatiku sampai kapan. Namun, aku tak akan memaksanya untuk tetap di sampingku, karena dia tak menginginkan hal itu.
Aku relakan dia untuk kamu miliki. Karena lelaki yang aku kenal sebagai sosok pasanganku bukanlah dirinya. Dia bukan lagi sosok yang sama seperti dulu. Mungkin seorang penggoda sepertimu sangat layak untuk seorang pengkhianat sepertinya.
Baca Juga : Ini Alasan Tebar Pesona Tak Lantas Membuatmu Mudah Dapatkan Pasangan
Mungkin menjadi pasangan orang yang sedang berada di puncak kejayaan memang terlihat begitu menyenangkan. Namun bukankah menjadi orang ketiga dalam hubungan bukanlah suatu hal yang bisa dibanggakan? Pikirkanlah lagi seberapa sakit orang yang sudah kamu jadikan korban demi keinginanmu yang salah ini.