Self harm merupakan suatu perilaku di mana seseorang berniat untuk melukai diri sendiri. Saat ini tidak sedikit kasus bunuh diri yang diberitakan baik di media online maupun televisi. Tetapi rasanya masih belum ada kasus yang diberitakan bahwa seseorang melukai diri sendiri.
Istilah ini mungkin masih belum familiar Anda dengar. Namun efeknya cukup serius jika tidak segera ditangani. Hal ini juga dipengaruhi oleh beberapa hal.
Sering kali pelaku self harm ini menutupi tubuh mereka. Karena pastinya tubuh mereka akan banyak sekali bekas dari perilaku self harm. Pasalnya individu dengan perilaku ini akan cenderung menutupi bagian tertentu yang terluka sehingga tidak ada orang lain yang melihatnya.
Bahkan secara penampilan di depan umum, orang yang melakukan self harm tidak dapat dikenali dengan jelas. Bisa saja orang berpenampilan high class yang Anda temui barusan mampu melukai dirinya sendiri.
Ini karena orang tersebut memiliki cara untuk menyembunyikannya dengan baik. Apa yang menjadi penyebab seseorang mampu untuk menyakiti dirinya sendiri?
Apa itu Self Harm ?
Self harm adalah perilaku seseorang yang melukai diri sendiri sebagai bentuk dari pertahanan diri, cara pengungkapan dan mengatasi keadaan yang sedang sulit.
Bagian tubuh yang dapat dilukai pun beragam, tergantung dari individunya.
Caranya dilakukan dengan membuat sayatan, memukul, menggigit, mencakar, menelan obat berlebihan (overdosis), membenturkan kepala pada dinding, menarik rambut hingga menusuk bagian tubuh yang ia inginkan.
Tetapi self harm juga dapat dilakukan dengan mengabaikan kondisi tubuh, mengabaikan emosi dan mengabaikan situasi berbahaya di mana dirinya berada dalam tempat tersebut.
Alasan Orang Menyakiti Dirinya Sendiri
Ada beberapa alasan mengapa seseorang mampu untuk menyakiti dirinya sendiri. Self harm dapat dilakukan karena seseorang membutuhkan pengalihan perhatian akan hal yang membuat mereka overwhelming atau trauma.
Ketika seseorang dihadapkan pada situasi yang traumatis, maka mudah sekali untuk melukai diri sendiri karena dianggap perilaku ini dapat menghentikan situasi tersebut.
Sehingga pikiran akan situasi traumatis seperti berhenti. Adanya pengalaman masa kecil yang tidak terbiasa untuk mengenali emosi baik negaitif maupun positif juga dapat memunculkan perilaku ini.
Emosi paling umum untuk ditekan tanpa dikenali adalah menangis. Sering kali orang tua atau orang lain yang berada pada lingkungan menganggap bahwa menangis itu tabu dengan mengatakan “jangan nangis!”. Atau mengatakan “kalo kamu nangis artinya kamu bukan orang yang kuat”.
Hal ini lah yang menjadi penyebab seseorang tidak memahami emosi yang sedang dirasakan sehingga mencari cara lain untuk merasakan emosi negatif dari perilaku melukai dirinya sendiri. Hal ini berkaitan dengan sulitnya individu untuk mengekspresikan emosinya.
Penyebab lainnya adalah seseorang merasa ia pantas untuk menghukum dirinya sendiri jika berbuat kesalahan baik sudah dilakukan maupun belum dilakukan. Karena mereka merasa pantas untuk mendapatkan luka yang dibuat oleh diri sendiri tersebut. Individu yang kerap melakukan self harm ini cenderung kesulitan dalam mengatasi tekanan psikologis dengan tepat.
Ia mungkin pernah merasakan rejection, loneliness, frustration atau sedang bingung menentukan arah hidup dari masalah yang sedang dihadapi.
Faktor Pemicu
Selain penyebab pada poin sebelumnya, self harm juga dapat muncul karena adanya faktor pemicu.
Faktor-faktor tersebut meliputi trauma yang dirasakan pada masa lalu, kebingungan dengan identitas dan orientasi seksual, pengaruh lingkungan pertemanan atau sosial, faktor usia yakni masa remaja dan dewasa awal di mana sering ditemukan kasus self harm.
Selain itu, adanya gangguan mental serta pemakaian alkohol dan obat-obatan dapat menjadi penyebab seseorang menyakiti dirinya sendiri.
Ciri Individu yang Mengalami Self Harm
Meskipun individu yang melakukan self harm nampak seperti orang biasa, namun ada beberapa ciri yang bisa Anda kenali.
Misalnya Anda mengetahui seseorang dengan luka-luka di tubuh yakni sayatan pada tangan, kaki atau leher, adanya luka bakar di daerah tersebut, memar-memar namun mereka berusaha untuk menutupinya.
Terlihat gejala depresi yang memengaruhi mood menjadi buruk, sering menangis, sering merasa sedih dan tidak ada motivasi untuk hidup.
Selain itu individu tersebut juga sulit untuk bersosialisasi meskipun terlihat baik-baik saja di manapun ia berada. Misalnya di rumah, sekolah atau tempat ia bekerja. Individu dengan perilaku ini cenderung menyukai kesendirian.
Mereka kurang menyukai berkumpul dengan banyak orang dan berbicara dengan orang lain. Individu dengan perilaku ini juga kerap kali menggunakan pakaian yang menutupi tubuhnya secara keseluruhan meski cuaca sedang panas.
Tidak jarang perilaku ini membuat seseorang mengalami luka pada bagian fisik yang cukup fatal. Seperti jika ia sedang menyayat pergelangan tangan, tidak jarang membuatnya pingsan karena luka yang terlalu dalam sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.
Perilaku nekat ini dapat membuat perubahan fisik misalnya adanya kecacatan di tubuh bahkan dapat menyebabkan kematian.
Baca Juga :
- 6 Cara Membangun Mental Yang Kuat untuk Diri Sendiri
- Mengapa Self Concept Dalam Diri Sangatlah Penting?
- 6 Tanda Bahwa Kamu Sedang Mengalami Stres Berat
Cara Menangani Perilaku Menyakiti Diri Sendiri
Jika Anda atau orang terdekat Anda memiliki ciri-ciri self harm, sebaiknya bantulah untuk mendapatkan penanganan dari ahlinya. Anda dapat pergi ke psikolog atau psikiater agar dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Selain itu penting untuk memeriksakan diri ke ahlinya agar tidak terjadi kesalahan dalam mendiagnosa. Individu dengan perilaku self harm dapat diberikan perawatan medis untuk mengobati luka yang ada.
Psikiater atau psikolog dibutuhkan untuk memberikan terapi serta konsultasi dengan psikolog agar permasalahan self harm ini dapat diketahui penyebabnya dengan pasti.
Sehingga penangannya juga akan lebih cepat dan tepat. Psikoterapi yang diberikan umumnya adalah terapi kelompok, keluarga dan juga terapi kognitif. Selain itu harus dibarengi dengan beberpa hal yakni tidak menyendiri, menjauhi benda tajam atau zat kimia yang dapat melukai diri.
Mengikuti kegiatan yang positif juga dapat mencegah perilaku ini kembali misalnya dengan mengikuti aktivitas kampus atau menekuni hobi. Hobi yang Anda tekuni ini akan membantu Anda untuk mengenal cara mengekspresikan emosi dengan baik.
Sehingga Anda dapat mengenal diri Anda sendiri dan emosi nya dengan lebih baik pula.
Hindari minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang, penuhi kebutuhan diri dengan baik misalnya tidur yang cukup dan berkualitas serta makan makanan yang bergizi.
Perilaku ini sebaiknya tidak didiamkan terlalu lama karena dapat berakibat fatal baik pada mental serta fisik seseorang. Untuk itu Anda dapat menjadi support system bagi teman, keluarga atau sahabat yang memiliki perilaku ini.
Pentingnya support system ini agar Anda atau orang terdekat Anda dapat membantu semaksimal mungkin apa yang dibutuhkan. Jadi support system tidak hanya berfungsi sebagai wadah curhat saja. Tetapi juga berperan untuk merujuk Anda ke ahlinya dan melakukan pertolongan pertama.
Carilah wadah untuk dapat mengenali dan menyalurkan emosi negatif yang sedang dirasakan. Dengan begitu Anda akan merasa lebih lega dan teralihkan dari perilaku self harm.